LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
PARASITOLOGI
IDENTIFIKASI TELUR CACING
Disusun Oleh :
NURAINI
115019
AKADEMI ANALIS KESEHATAN THERESIANA
SEMARANG
2016
IDENTIFIKASI TELUR CACING
1. Hari, tanggal :
Selasa, 15 dan 22 Maret 2016
2. Tujuan :
a. Mahasiswa mampu melakukan prosedur pemeriksaan
identifikasi telur cacing dengan metode natif (langsung), flotasi dan
sedimentasi
b. Mahasiswa mampu mengidentifikasi telur cacing
yang terdapat dalam sediaan
3. Dasar teori :
Pemeriksaan
feses di maksudkan untuk mengetahui ada tidaknya telur cacing ataupun larva
yang infektif. Pemeriksaan feses ini juga di maksudkan untuk mendiagnosa
tingkat infeksi cacing parasit usus pada orang yang di periksa fesesnya.
Prinsip dasar untuk diagnosis infeksi parasit adalah riwayat yang cermat dari
pasien. Teknik diagnostik merupakan salah satu aspek yang penting untuk
mengetahui adanya infeksi penyakit cacing, yang dapat ditegakkan dengan cara
melacak dan mengenal stadium parasit yang ditemukan. Sebagian besar infeksi
dengan parasit berlangsung tanpa gejala atau menimbulkan gejala ringan. Oleh sebab itu
pemeriksaan laboratorium sangat dibutuhkan karena diagnosis yang hanya
berdasarkan pada gejala klinik kurang dapat dipastikan (Gandahusada, dkk, 2000).
Identifikasi parasit yang tepat memerlukan
pengalaman dalam membedakan sifat sebagai spesies, parasit, kista, telur,
larva, dan juga memerlukan pengetahuan tentang berbagai bentuk pseudoparasit
dan artefak yang mungkin dikira suatu parasit. Identifikasi parasit juga dalam
keadaan hidup maupun sediaan yang telah dipulas. Bahan yang akan diperiksa
tergantung dari jenis parasitnya, untuk cacing atau protozoa usus maka bahan
yang diperiksa adalah tinja atau feses, sedangkan parasit darah dan jaringan
dengan cara biopsi, kerokan kulit maupun imunologis. (Kadarsan, 2005)
4. Sampel :
a. Konsentrat tinja A
b.Konsentrat tinja B
5. Metode :
a. Natif atau langsung
b. Flotasi atau pengapugan
c. Sedimentasi atau pengendapan
6. Alat dan bahan :
- Alat - Bahan
a. Tabung reaksi a. Larutan NaCl 0,85 %
b. Kaca benda b. Larutan NaCl jenuh
c. Kaca penutup c.
Larutan eosin 2 %
d. Rak tabung
e. Pipet tetes
f. Mikroskop
g. Centrifuge
h. Bengkok
i.
Pengaduk
j.
Gelas
ukur
7. Prosedur :
a. Metode natif atau langsung
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Diteteskan 1 tetes konsentrat tinja pada kaca
benda bersih dan kering
3) Ditambah 1 tetes larutan eosin 2%, homogenkan
4) Ditutup dengan kaca penutup
5) Diamati pada perbesaran lensa objektif 10 x
b.Metode flotasi atau pengapungan
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Dimasukkan 3-4 tetes konsentrat tinja kedalam
tabung reaksi
3) Ditambah larutan NaCl jenuh hingga penuh,
sambil dihomogenkan
4) Ditutup dengan kaca penutup
5) Ditunggu selama 1 jam
6) Setalah 1 jam, di angkat kaca penutup
tersebut kemudian taruh pada kaca benda yang bersih dan kering
7) Diamati pada perbesaran lensa objektif 10 x
c. Metode sedimentasi atau pengendapan
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Dimasukkan 3-4 tetes konsentrat tinja kedalam
tabung reaksi
3) Ditambah NaCl 0,85 %, ± ¾ tabung dan
homogenkan
4) Dicentrifuge dengan kecepatan 2000 rpm selama
10 menit
5) Dibuang larutan yang berada diatas endapan
6) Diambil 1 tetes endapan letakkan di atas kaca
benda
7) Ditutup dengan kaca penutup
8) Diamati pada perbesaran lensa objektif 10 x
8. Pengamatan :
a. Metode natif atau langsung, ditemukan :
1) Telur Ascaris
lumbricoides fertil corticated
2) Telur Hook
worm
3) Larva rhabditiform Hook worm
b.Metode flotasi atau pengapungan, ditemukan :
-
/ tidak
ditemukan telur cacing
c. Metode sedimentasi atau pengendapan
1) Telur Hook
worm
9. Pembahasan :
Pada pemeriksaan identifikasi telur cacing
metode natif atau langsung digunakan untuk pemeriksaan secra cepat dan baik
untuk infeksi berat, tetapi untuk infeksi ringan sulit. Cara pemeriksaan ini
menggunakan larutan eosin 2 %. Penggunaan eosin 2 % bertujuan untuk membedakan
telur-telur cacing dengan kotoran disekitarnya.
Adapun kekurangan dan kelebihan dari metode
ini :
Kekurangan :
1) Dilakukan hanya untuk infeksi berat
2) Infeksi ringan sulit dilakukan
Kelebihan :
1) Mudah dan cepat untuk pemeriksaan telur
cacing semua spesies
2) Biaya yang diperlukan sedikit
3) Peralatan yang digunakan sedikit
Pada pemeriksaan identifikasi telur cacing metode flotasi atau
pengapungan menggunakan larutan NaCl jenuh. Dapat juga menggunakan larutan gula
jenuh. Metode ini didasarkan pada berat jenis telur sehingga telur akan
menggapung dan mudah diamati. Metode ini digunakan untuk pemeriksaan feses yang
menggandung sedikit telur. Cara kerjanya didasarkan atas berat jenis larutan
yang digunakan, sehingga telur cacing terapung dipermukaan dan juga digunakan
untuk memisahkan partikel-partikel besar yang terdapat didalam feses.
Adapun
kekurangan dan kelebihan dari metode ini :
Kekurangan
:
1) Penggunaan feses yang terlalu banyak dan
memerlukan waktu yang lama
2) Perlu ketelitian tinggi agar telur
dipermukaan larutan tidak turun lagi
Kelebihan :
1) Dapat digunakan untuk infeksi ringan dan
berat
2) Telur dapat terlihat jelas
Pada pemeriksaan identifikasi telur cacing menggunakan metode ini tidak
ditemukan telur cacing, tetapi pada pemeriksaan identifikasi telur cacing
dengan sampel yang sama menggunakan
metode sedimentasi ditemukan telur Hook
worm.
Faktor-faktor
kemungkinan yang dapat mempengaruhi :
1) Sampel yang digunakan terlalu sedikit
2) Larutan NaCl yang digunakan kurang jenuh
3) Waktu saat menunggu telur menggapung terlalu
cepat
4) Kesalahan saat melakukan prosedur atau saat
pemeriksaan
Pada pemeriksaan identifikasi telur cacing metode
sedimentasi atau pengapungan menggunakan larutan NaCl 0,85 %. Kemudian dicentrifuge
dengan tujuan mengendapkan telur cacing yang ada didalam feses.
Berikut morfologi dari :
1)
Telur Ascaris lumbricoides fertil corticated
-
Bentuk oval
-
Dinding
terdiri atas 3 lapis, yaitu :
·
Lapisan
paling luar yaitu lapisan albumin
·
Lapisan
ke dua yaitu hialin
·
Lapisan
paling dalam yaitu vitelline
2)
Telur Hook worm
-
Bentuk oval
-
Dinding
1 lapis
-
Didalamnya
merupakan lapisan jernih
-
Bisa berisi
larva atau lobus
3)
Larva
rhabditiform Hook worm
-
Ukuran lebih
gemuk
-
Pada mulut
terlihat membuka
10. Kesimpulan :
Jadi pada pemeriksaan identifikasi telur
cacing sampel konsentrat tinja A metode natif atau langsung ditemukan :
1) Telur Ascaris
lumbricoides fertil corticated
2) Telur Hook
worm
3) Larva rhabditiform Hook worm
Jadi pada pemeriksaan identifikasi telur
cacing sampel konsentrat tinja B metode flotasi atau pengapungan, ditemukan :
-
/ tidak
ditemukan telur cacing
Jadi pada pemeriksaan identifikasi telur
cacing sampel konsentrat tinja B metode sedimentasi atau pengendapan
1) Telur Hook
worm
11. Daftar pustaka :
Gandahusada,dkk.
2000. Parasitologi Kedokteran. Jakarta: FKUI
Kadarsan,
S. 2005. Binatang Parasit. Lembaga Biologi Nasional LIPI:
Bogor.
Prianto, dkk. 2006. Atlas Parasitologi Kedokteraan. Ed VI. Jakarta: Gramedia